Di otak ini sedang ada banyak kunang-kunang yang berterbangan memaksaku untuk mengetik
Di otak ini banyak sekali argumen bagai buah simalakama
Yang jika disampaikan dapat mengubah persepsi orang-orang
Yang dapat membuat orang lain merasa disudutkan
Bahkan dapat membuat si penyampainya dibenci
Tapi jika tak disampaikan, akan jadi penyesalan dalam diri kami, termasuk diriku pribadi..
Kemarin aku pulang sekitar jam 10-an malam. Baru kembali dari The Resonanz Music School, taping bersama Dedy untuk program Profesiku, Profesimu Daai TV. Dan juga mendengarkan melodi indah yang sampai detik ini masih mengalun di kepalaku.
Ya.. Malam itu sekelompok anak berbakat berusia 4-16 tahun sedang latihan untuk Orchestra Wayang untuk penampilan di Taman Ismail Marzuki. Aku suka lagu Taroret, alunan perkusi, Paduan suara, Grand Piano, Cello, Terompet, Xylophone, Violin, Biola dengan hentakan irama dari seorang Conductor yang mengiringnya membuat lagu karya anak bangsa tersebut terdengar begitu classy.
Yang berada di tengah-tengah rumput yang bergoyang
Yang selalu melambai tertiup angin ketika seseorang lewat
Pernahkah kau melihat bunga mawar?
Yang terlihat berseri sepanjang hari
Namun cukup tajam bila didekati
Kau tahu senyum itu seperti apa?
Ya seperti itu, ketika kau sedang bercanda dan tak tahu apa ekspresi yang tepat.
Kau juga tersenyum ketika kau sedang kesal.
Kesal terhadap apapun, terhadap apa yang aku lakukan, terhadap perbuatan temanmu, atau terhadap kondisi yang seharusnya tidak kau hadapi.